ABOUT

ABOUT

Sunday, May 22, 2016

Terlambat, Kapal Sudah Berlayar

"Terlambat, kapal sudah berlayar," ucapnya. Berulang kali.

Aku memang pernah melabuhkan mimpi pada kapal besar itu, karenanya aku rela bertarung melindunginya dari hempasan ombak, meski harus tercabik ataupun tercebur dimakan hiu.
Namun apalagi yg perlu diperdebatkan jika nahkoda sudah menarik jangkar dan berlayar pergi.
Dermaga yg aku pijak ini sudah terlalu lapuk direndam air laut. Menumpuk argumen pembenaran disini hanya akan menggarami air laut, sementara kapal sudah jauh dari pandang. Lantas mengapa engkau masih memandang ke belakang dan mendendam?
Kalaupun aku harus ditinggalkan di dermaga, sekiranya masih tersisa kerelaan hatimu untukku bisa menutup senja terakhir dengan senyum.
Namun tak apa, dalam pedih pun aku tetap senyum, mendoakanmu dan mereka.

--------------------------
Aku tak pernah permasalahkan siapa saja yg ingin menjadi pahlawan bagi dirinya sendiri.
Seperti setitik noda hitam pada selembar kertas putih, aku memenuhi ingatanku akan engkau dan mereka dengan warna putihnya. Karena itulah aku lebih memilih senyum dan berlapang.
Bicara menjadi percuma karena hanya akan terdengar seperti bantahan bagi yg tak percaya. Jadi biarlah bungkamku menjadi hormat terakhir yg bisa kulakukan tanpa harus menunjuk dan mencuci diri.

Semoga selalu ada kebaikan Allah untuk kita semua, untuk lebih bersabar dan bersyukur. 

No comments:

Post a Comment