ABOUT

ABOUT

Sunday, October 31, 2010

Dokumentasi Imajiner

taken from my journal. Sunday, October 24, 2010 at 8:37am




Aku melihat ke sekitar. Mencoba membingkai apa yang kulihat itu dengan jari. Senyum, senyum, senyum, dan yang terakhir, tawa. Dokumentasi imajiner itupun mengarah pada satu kata yang tak lupa ku bubuhkan sebagai judul. 'Happy'. Yap! Kali ini aku melihat kebahagiaan! Aku menemukan orang-orang disekitarku tampak bahagia. Tapi, hey! Tunggu dulu! Berkemas-kemasnya nanti saja! Sesi dokumentasi belum berakhir!

Aku pun kembali memainkan jari-jariku, membentuknya menjadi dua buah siku yang menyatu. Kubidikan pada sebuah objek yang berdiri dua langkah didepanku. Objek terakhir, penutup sesi. Tepat! Objek yang satu ini benar-benar berbeda! Hmn…akan kuberi judul apa hasil bidikanku yang satu ini?? Senyum? Aku tidak melihat senyum! Tawa? Kau bercanda! Aku bahkan tidak melihatnya! Atau..ku samakan saja dengan judul yang sebelumnya! Happy!! Bahagia??? Tanpa tawa, dan bahkan senyum?? Bukankah itu terlalu dipaksaan?? Ganti judul lain!!

Aku berpikir ulang. Hmn… bagaimana dengan ‘empty’! Sepertinya judul itu cocok! Coba kau perhatikan! Genggaman tangan yang seharusnya terisi dengan jari-jari hangat seseorang itu terlihat kosong, pundaknya yang rapuh kian gemetar tanpa seseorangpun yang berusaha untuk merangkulnya, dan kau lihat! Dapatkah kau temui setidaknya satu saja, seseorang yang berdiri disisinya, untuk memayungi atau sekedar berbisik ‘aku selalu ada untukmu’?! Tidak! Karena itulah, bagaimana dengan judul ‘empty’! Atau aku masih harus cari judul lain?

Judul lain?? Hmn…Ahaa!! ‘Tears’!! Kau lihat! Matanya menyipit karena air mata telah membengkakan kelopaknya! Sisa tangis di wajahnya saja masih belum kering. Ia banyak menangis! Iya! Tears! Judul itu sepertinya terdengar lebih….hmn…mendekati gambaran nyata objeknya! Atau kalau mau yang lebih mendekati lagi, rangkum saja keduanya ke dalam satu judul! Judul yang didalamnya terkandung ‘empty’ dan ‘tears’!

Akupun lalu menulis kata ‘SAD’ dikolom judul, untuk mewakili ‘empty’ dan ‘tears’.  Kupandangi lagi objekku itu, sambil diam-diam mencoba menarik lengkungan bibirku agar nampak lebih menyerupai sebuah senyum. Bukan! Bukan sad!!  Cepat-cepat kuganti judulnya dengan kata yang juga diawali dengan huruf ‘S’, tapi kali ini bukan kata ‘Sad’, melainkan…’SHOULD BE’. Aku bahkan menuliskannya dengan huruf capital super besar, seolah kata itu hendak memberi peringatan keras pada sang objek agar menanamkannya dalam mindset.

Well…sesi dokumentasi selesai sampai disini. Sebelum berkemas, kusempatkan diri untuk mengucapkan beberapa kata perpisahan pada objek terakhirku itu.  Kuhabiskan jarak diantara kami dengan melangkahkan kakiku hingga terhenti tepat dihadapannya. Kusentuh bibirnya sambil perlahan kugerakan jari telunjukku itu diatasnya, seolah sedang menggambar selengkung senyum dibibirnya, halus. Objekku itupun seketika memendarkan senyumnya. Senyumnya meradiasi, hingga tanpa sadar, kami tersenyum secara bersamaan. Ia terlihat lebih baik dengan senyumnya itu. Jadilah, kutambahkan sebuah kata dalam kurung yang kutulis berhimpitan setelah kata ‘SHOULD BE’. Kata yang sama yang aku pilihkan untuk judul potret orang-orang disekitarnya. ‘(HAPPY)’.


“You ‘SHOULD BE (HAPPY)’!!”, bisikku untuk yang terakhir kali padanya. Cermin raksasa yang berdiri dihadapanku itupun kemudian kembali kusarungi dengan kain penutup. Aku tersenyum. “Ya..Rara! You ‘SHOULD BE (HAPPY)’!!”, kataku dalam hati.


 ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
if someone else can be happy, we should also be (happy). Because everyone is entitled to be happy.
**04:00am, ditulis dengan mata 1/2watt**
Yaa Allah,gue blom tiduurrr tidur dari tadi!!!
Abis sholat subuh langsung tepar nih gue!
Ngantuuuuukkkkkkkk >_<
anyway,you should be happy, Ra :))

No comments:

Post a Comment