Seorang barista yang baru saja membuka sebuah kedai kopi susu dipinggiran kota mengundang beberapa kelompok wanita untuk mencicipi kopi susu buatannya.
Ia suguhkan kopi racikannya tersebut kepada para tamu. Dan tak ada satu cangkir pun yang luput dari sentuhan terakhir penyempurna rasa. Susu.
Dalam kerumunan yang hanyut akan cita rasa kopi susu sang barista, muncul seorang wanita bertubuh besar dengan tanda tanya yang sama besarnya. "Tuan, saya sangat tersanjung bisa mencicipi kopi susu buatan Anda. Saya takjub dengan kemampuan Anda menciptakan cita rasa kopi susu senikmat ini. Sungguh," puji wanita itu.
Sang barista memendarkan senyum mendengar pujian itu, kemudian mengucapkan terimakasih. Lesung pipi yang samar samar menyembul dibalik kulit coklatnya saat ia tersenyum membuat wanita itu ikut tersipu.
"Namun, jika boleh saya bertanya, bagaimana Kami bisa tahu kopi susu mana yang istimewa jika semua kopi Anda tambahkan susu dalam larutannya?, " tanya wanita itu berbinar-binar mulai jatuh hati pada sang barista.
Sang barista kembali tersenyum, kali ini ada ketegasan dalam tutur katanya yang begitu lembut. Setegas keyakinannya bahwa kopi susu yang ia suguhkan hari itu tak semua sama.
"Kopi susu yang tadi Anda minum itu, namanya Cappuccino. Hari ini Saya menyuguhkan tiga rasa kopi susu. Sebagian besar Cappuccino dan sebagian besarnya lagi berupa Latte.
Namun ada satu cangkir yang sengaja Saya racik berbeda, Flat White", jelas barista. "Tapi Saya tidak melihat ada perbedaan yang membuat satu diantaranya menjadi istimewa karena semua kopi Anda selalu dibubuhi susu," Wanita itu terlihat bingung.
"Flat white adalah menu istimewa di kedai ini. Sepintas mungkin sama karena masih terbuat dari kopi dan susu. Yang membuatnya istimewa adalah, bahwa ia lebih kuat dari latte dan lebih lembut dari cappuccino."
"Lalu tamu mana yang beruntung menikmati keistimewaan Flat White Anda?", lirih wanita itu tampak kecewa dan hilang harap.
"Anda lihat wanita bergaun hitam di meja nomor tujuh?," sang barista menunjuk seorang wanita berkerudung yang duduk menyendiri dengan wajah muram memandang kosong ke arah cangkir dihadapannya.
"Ia seperti halnya Flat White yang cenderung kuat namun tetap ada sedikit rasa lembut yang halus menyertainya. Sayangnya ia tak pernah sadar betapa istimewanya ia untuk saya. Wanita itu yang membuat saya merasa beruntung karena kerelaannya mau merasakan kopi susu yang khusus saya peruntukan untuk dia."
(Barista dan Secangkir Flat White~ Alderachma)
--------------------
No comments:
Post a Comment