ABOUT

ABOUT

Monday, November 1, 2010

SH: #1 - Istilah “C-E-W-E-K M-A-T-R-E” itu hanya siasat pria!



Beberapa hari yang lalu, saat saya janjian ketemuan dengan salah seorang sahabat saya disebuah Mall, saya mengunjungi sebuah toko buku yang juga kebetulan ada didalam mall tersebut. Awalnya saya hanya ingin sekedar melihat-lihat saja, itung-itung bisa baca-baca gratis sambil menunggu kedatangan sahabat saya itu. Sebuah buku karya Steve Harvey (SH) tiba-tiba melambai-lambaikan tangannya pada saya. Saya bisa melihat kalimat, “#1 NEW YORK TIMES BESTSELLER” tertulis cukup besar di bagian header buku bersampul putih tersebut. Saya yang saat itu sudah terlanjur jatuh hati pada judul buku yang ditulis komedian amerika itu pun mulai meraba-raba apa yang tertulis didalamnya. Mungkin saat itu saya sedang beruntung, karena saya menemukan buku serupa yang tidak dilapisi segel. Daftar isi adalah halaman pertama yang saya buru. Point-point yang berbaris dihalaman itu membuat saya kian jatuh hati, terlebih lagi saat saya membaca ulasan yang ia tulis di bab dua buku tersebut. Saya semakin mantab untuk memasukan buku tersebut ke dalam barisan buku-buku favorit dikamar saya.

Sebenarnya harga buku tersebut tidak begitu mahal. Harganya bahkan terlalu murah jika dibandingkan ilmu yang bisa saya dapat dari buku tersebut. Hanya saja, hari ini saya telah mengeluarkan banyak uang untuk tetek bengek yang bisa dibilang, memang prioritas. Dengan berat hati, saya pun mengeluarkan lembaran uang lima ribu-an terakhir saya untuk mengantongi buku ‘diluar rencana’ itu. Karena nyatanya rasa penasaran saya jauh lebih besar dibanding rasa sayang saya pada isi dompet yang tinggal beberapa lembar itu.

Alhamdulillah, saya tidak menyesal dan merasa beruntung bisa memiliki buku tersebut. Tapi, jangan sedih. Bukan hanya saya saja yang beruntung, tapi anda juga! Karena anda juga bisa membaca ulasan/ilmu yang saya dapat dari buku tersebut. Tebak kenapa! Yap! Karena saya akan mengulasnya disini.


#1
(Steve Harvey – Act like a lady, Think like a man)
Istilah “C-E-W-E-K    M-A-T-R-E” itu hanya siasat pria!

“Ada pria yang menolak memberikan uang kepada wanita-wanita pasangan mereka. Seperti yang dikatakan syair-syair lagu rap dan tulisan dalam beberapa majalah hip-hop, pria-pria ni merasa ‘dipecundangi’ apabila mereka membelikan barang-barang berharga untuk lawan jenisnya. Bahkan, beberapa pria memberi predikat ‘C-E-W-E-K  M-A-T-R-E’ atau ‘mata duitan’ pada semua wanita yang ingin semua kebutuhannya dipenuhi oleh pasangannya. Ada pepatah yang terkenal dalam hal ini: Ada uang Abang sayang, tak ada uang Abang melayang. Oh, jika berurusan dengan wanita, predikat itu sering dilemparkan seperti adonan pizza yang dilempar-lemparkan di kedai pizza di New York City. Bahkan, para lelaki sudah begitu melazimkannya sehingga para wanita berpikir bahwa apabila mereka mulai menunjukkan harapan supaya pria membayar makan malam mereka, membelikan mereka minuman di bar, atau menetapkan syarat-syarat yang berkaitan dengan uang untuk pasangan mereka, maka mereka adalah ‘C-E-W-E-K  M-A-T-R-E’.

Namun, saya katakana di sini, wahai kaum wanita, istilah ‘C-E-W-E-K  M-A-T-R-E’ adalah salah satu siasat yang kami buat untuk menjauhkan Anda dari uang kami. Kami menciptakan istilah itu supaya uang kami tetap utuh dan kami tetap memperoleh apa yang kami inginkan dari Anda, tanpa khawatir Anda akan meminta atau mengharapkan tanggung jawab mendasar yang secara naluriah diwajibkan pada setiap lelaki di seluruh penjuru dunia ini. Itu adalah taktik kami untuk ‘LEPAS DARI TANGGUNG JAWAB’, wahai wanita sekalian–sebuah taktik yang diamini oleh semua orang dan telah diterapkan dengan keliru dan hampir secara universal pada wanita yang menginginkan pasangannya memenuhi kewajibannya sebagai lelaki (meski, tentu saja, ada wanita-wanita yang berkencan dan menikah dengan lelaki semata-mata hanya demi uang). Ketahulah: Anda berhak mengharapkan pasangan Anda membayar makan malam Anda, tiket bioskop Anda, tiket masuk klub, atau apa pun yang harus dibayarkan sebagai pengganti waktu yang telah Anda lewatkan bersamanya. Anda sekalian harus menghentikan pendekatan bodoh seperti ini ‘Aku akan membayar sendiri makan malamku sehingga dia tahu aku tidak memerlukan dirinya’. Seorang pria–pria yang sejati–ingin merasa dibutuhkan. Dan cara termudah membuat dia merasa mendapat kehormatan itu adalah dengan membiarkan dia memenuhi kebutuhan Anda. Itu sangat pantas.” (Steve Harvey, P.44-46)



Pernyataan istilah cewek matre sebagai senjata pria itu terdengar benar-benar lucu–sekarang saya baru percaya kalau SH adalah seorang komedian–ditelinga saya. Walaupun saya bukan tipe penuntut yang mewajibkan atau membiarkan pria melakukan apa yang sudah menjadi kebiasaan naluriahnya, sayangnya untuk beberapa situasi atau kasus, saya harus menganggukan kepala untuk pernyataan Harvey tersebut. Karena menurut saya hal tersebut cukup masuk akal, terlebih lagi saat saya membaca ulasan Harvey–masih dibuku yang sama–yang menuliskan perihal pria sejati dan segala tetek bengeknya.
Jadi, untuk para wanita (tidak termasuk wanita yang punya ‘hidden agenda’) saya katakan pada kalian–dengan lantang: “IT’s okay dear, kita bukan ‘C-E-W-E-K  M-A-T-R-E’!”

1 comment:

  1. enggak...enggak. enak aja :p
    itu bukan siasat. itu murni perasaan yang dilandasi oleh alasan yang sama:

    "Ketahulah: Anda berhak mengharapkan pasangan Anda membayar makan malam Anda, tiket bioskop Anda, tiket masuk klub, atau apa pun yang harus dibayarkan sebagai pengganti waktu yang telah Anda lewatkan bersamanya."

    kami juga berhak atas ongkos lelah pengganti waktu yang kami lewatkan, kan? ;)

    ReplyDelete