"Sometimes you have to kind of die inside,
in order to rise from your own ashes
and believe in yourself
and love yourself
to become a new person."
Ada yang berbeda dari
udara yang kuhirup pagi ini. Ruh-ruh kehidupan entah dari mana menelusup ke
kalbu, membuat hati menjadi begitu damai. Lelahku sepertinya sudah diujung hingga sakitpun
tak ingin kurasa.
Beberapa hari belakangan
ini aku terlalu sibuk mengikuti irama keterpurukan hati atas acuhmu, termasuk
kemarin. Seolah tak cukup hati ini yang tersiksa, tubuh juga dibuat sama
sakitnya. Tapi pagi ini, aku merasa…entahlah, kupikir, demam ini pun tak
mengapa. Yah..sekalipun masih tak kunjung baik. Namun bisa kupastikan kali ini
aku baik-baik saja. Bagaimana denganmu, sayang? Aku harap Tuhan tak pernah
menutup telinga atas tiap doa yang kupanjatkan untukmu.
Darlin’ you said you
loved me, so many times. And you want me to be happy. But, Darlin’… you forget
one thing. Love won’t give someone so many tears…and it’s all I feel.
Ada kalanya, saat kita
terlalu menginginkan sesuatu, terlalu mengejar sesuatu, semesta tak sejalan dengan
harap yang kita jaga. Mungkin jika kita sudah sampai pada titik itu, sudah
waktunya kita berhenti dan membiarkan Tuhan mengambil alih takdir kita. Entahlah,
aku tidak tahu apa yang kurasakan kali ini, meskipun perasaanku padamu masih
sama, tak luntur sedikitpun. Kali ini aku hanya merasa, seperti ini pun, tak apa.
Aku tak ingin merasakan apapun, mengejar apapun. Aku sudah lelah memaksa atau
membuatmu merasa terpaksa. Maka akan kubiarkan seperti ini adanya.
Jika memang Tuhan
menginginkan kita jadi satu, Tuhan akan menggerakan hatimu dan cintamu padaku
akan mencari jalan untuk kembali, memastikan hatimu untukku seutuhnya.
Maka beginipun, bagiku, tak
mengapa.
No comments:
Post a Comment